Perjuangan Gadis di Pedalaman China untuk meraih
Pendidikan
MAYAN
Di tengah kemajuan dan gemerlap modernisasi
Sebuah desa kecil terimajinalkan di pedalaman
China
Masyarakat hidup miskin
Bahkan hidup sangat miskin
Berjuang dengan tanah yang kering dan tandus
Menyisahkan secuil harapan di hati
Keajaiban langit yang tak kunjung datang
Kondisi yang mereka warisi dari generasi
sebelumnya
Memaksa mereka menanggungnya
Kelaparan dan kesengsaraan
Adalah makanan mereka sehari-hari
Ini tak menyurutkan seorang gadis kecil
Mayan namanya
Ia berjuang meraih mimpi
Berjuang meraih pendidikan
Ia terjang jalan sejauh 20 km dengan kaki
kecilnya
Meski terkadang kakinya sakit dan bengkak
Ia tak perna menyerah
Iapun rela menahan lapar demi sebuah pena
Lima belas hari bertahan dari rasa perih di perutnya
Hanya demi sebuah pena
Bukan sekedar pena biasa
Pena luar biasa yang akan membuat perubahan
dalam hidupnya
Segelas teh hangat sarapan paginya
Semangkuk nasi tawar tanpa sayur apalagi lauk
Menghiasi setiap makan siangnya
Berusaha menelan makanan hambar itu dengan
bayangan lauk di kepalanya
Meski tak mengenyangkan perut kecilnya
Ia tak mau memakan sepotong kue kukus
Sebagai jatah makan malamnya
Meski hanya itu yang bisa ia makan
Ia tak perna mengeluh
Karna ia yakin itu kerja keras Ibu bapaknya
Dengan memperjuangkan setiah peluh dan darah
mereka
Keyakinan hanya satu
Ia harus mengandalkan diri sendiri
Untuk menjadi yang terbaik di sekolah
Demi senyum bapak ibunya
Bila hanya mengandalkan orang lain
Bagaikan menabur benih di tanah yang tak
jelas
Bila di ladang akan tumbuh bersemi
Bila di pasir dan batu akan tumbuh tanpa
kejelasan
Yang dia tahu bersungguh-sungguh
Dan mengandalkan kekuatan diri
Bersekolah adalah jalan menuju masa depan
Dengan sekolah ia bisa merubah keadaan
keluarganya
Dalam perjalananya ia berhasil mematahkan
tradisi
Hanya laki-laki yang berhak bersekolah
Ia tak ingin melepaskan bangku sekolah
Hanya karna terlahir sebagai seorang anak
perempuan
Tradiri lama mengatakan : “Bahwa
menyekolahkan anak perempuan ibarat menyemai benih tanpa menuainya”
Yang menikmati hasilnya adalah suaminya kelak
Namun ia berhasil mematahkan perspektif itu
Meyakinkan Ibunya
Pendidikan sangat penting baginya
Untuk memutus garis sengsara perempuan.
Terinspirasi dari sepenggal Novel kisah nyata
Sanie B. Kuncoro “MAYAN”
Semoga menjadi pelajaran buat kita, lebih
bersungguh-sungguh dalam meraih
cita-cita dan menghidupkan harapan indah
masa depan disamping matahari yang masih bersinar terang, menggenggam bintang
dengan kekuatan diri dan keyakinan bahwa dalam diri ini ada potensi yang sangat
besar ketika kita mau menggalinya.